Tanggal 4 Mei 2012, akhirnya Film yang saya tunggu2 tayang
juga. The Avengers, kisah tentang sekelompok
superhero Marvel yang terdiri dari Tony
Stark a.k.a Iron Man (Robert Downey Jr.), Steve Rogers a.k.a Captain
America (Chris Evans), Dr. Bruce Banner a.k.a Hulk (Mark Ruffalo), Dewa Petir,
Thor (Chris Hemsworth) dua agen super S.H.I.E.L.D, Natasha Romanoff
a.k.a Black Widow (Scarlett Johansson) dan Clint Barton a.k.a Hawkeye
(Jeremy Renner) yang dibentuk oleh direktur S.H.I.E.L.D, Nick Fury (Samuel
L. Jackson), misi mereka, menghentikan sepak terjang saudara Thor, Loki (Tom
Hiddleston).
Saya telah menanti film ini sejak Iron
Man tayang 4 tahun yang lalu ketika Nick
Fury mengatakan kepada Tony Stark dalam post-credits scene-nya “You
think you’re the only one?”. And the story begin. Marvel sangat serius
menggarap proyek blockbuster ini dengan membuat satu demi satu superheronya ke
layar lebar mulai dari Iron Man (2008), Incredible Hulk (2008), Iron Man 2
(2010), Thor dan Captain America (2011), serta memasukkan petunjuk-petunjuk
kecil sebagai benang merah.
Saya adalah penggemar superhero
Marvel dan rasanya setiap penggemar superhero Marvel pastilah tahu The Avengers.
Dan ini adalah pertaruhan besar Marvel Studios untuk menyatukan para jagoan
tersebut ke dalam satu scene tanpa mengecewakan para penggemar mengingat penampilan
solo mereka dalam filmnya masing-masing cukup sukses.
Untunglah ada Joss Whedon,
sutradara yg juga fanboy ini berhasil meramu cerita yang tidak terlalu rumit
tapi tetap penuh tanpa harus tumpang tindih. Setiap karakter mendapatkan
porsinya secara berimbang. Tony Stark, si miliarder jenius yang ‘slengean’,
Captain America yg tipikal goodboy
dan patriotic, Thor dengan kharisma dewa petirnya, Dr Bruce Banner si ilmuwan
yang seperti memiliki dua kepribadian. Serta Black Widow dan Hawkeye yang
meskipun tidak memiliki film tersendiri tetap mendapat jatah signifikan dengan
karakter yang kuat.
Awalnya saya menyayangkan Edward
Norton yang tidak lagi memerankan tokoh Bruce Banner, namun setelah menyaksikan
filmnya ternyata Mark Ruffalo berhasil memerankan karakter Bruce Banner dengan
sangat pas. Sosok ilmuwan yang tampak kalem, agak kikuk namun seperti berusaha
meredam emosi sepanjang waktu. Dan berubah menjadi sosok yang begitu menakutkan
dan meledak-ledak ketika bertranformasi menjadi raksasa hijau Hulk. Persis
seperti karakter Dr Banner dalam The Avengers versi animasi. He is totally freak!
Diawali dengan kubus Tesseract yang tiba-tiba mengeluarkan
energi anomaly dan membuka sebuah gerbang dimensi. Muncullah Loki yang
mengobrak-abrik markas S.H.I.E.L.D dan berhasil menguasai agen Clint Barton
a.k.a Hawkeye dan Dr. Erik Selvig (Stellan Skarsgård). Mengkhawatirkan Loki akan menggunakan Tesseract untuk menguasai bumi, Nick
Furry memutuskan untuk membentuk kembali proyek The Avengers yang sempat
dibekukan. Maka dimulailah usaha menyatukan orang-orang berkekuatan super ini.
Ternyata, menyatukan beberapa
karakter yang memiliki kekuatan dan ego masing-masing bukanlah pekerjaan mudah.
Bukannya bekerja sama sebagai team yang ada justru adu otot antar anggota The
Avengers. Tapi justru disinilah menariknya, penonton disuguhkan adegan aksi
yang sangat seru ketika Iron Man, Thor dan Captain America bertarung di hutan.
Atau ketika Hulk mengamuk di dalam Helicarrier
dan berusaha dicegah oleh Thor. Bahkan palu Mjionir
milik Thor pun tak sanggup menghentikan amukan Hulk. Penonton tentu penasaran
siapa yang terkuat di antara para superhero ini.
Puncak cerita ketika Loki berhasil
membuka gerbang dimensi di atas kota Manhattan New York dan mendatangkan armada
alien Chitauri yang langsung meluluhlantakkan kota. Bumi pun terancam.
Menyadari planet Bumi dan manusia dalam bahaya serta dipicu oleh terbunuhnya Agen Phil
Coulson (Clark Gregg), para superhero ini pun akhirnya bersatu menyelamatkan
Bumi. Avengers assemble.
Overall, Marvel Studios
telah berhasil meng-crossover-kan
para superheronya ke dalam satu scene dengan sukses. Paduan special effect
dan visual audio yang prima berhasil
memikat penonton untuk tetap duduk di kursi hingga film berakhir. Sayang untuk
format 3D nya sendiri kurang terasa maksimal karena memang merupakan hasil
konversi dan bukan dengan kamera 3D khusus seperti yang digunakan James Cameron
dalam Avatar. Dari segi finansial pun terbilang sangat sukses dengan menjadi
raja baru dalam perolehan pendapatan pada pekan pertama di tangga film box office. Rekor baru pun kini dicatat The Avengers yang berhasil
memperoleh pendapatan sebesar 200,3 juta dollar AS (budget filmnya sendiri
sekitar 220 juta dollar AS). Sebelumnya, rekor itu telah dibukukan Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 dengan angka 169,2 juta dollar AS
pada Juli 2011.
Oya, jangan buru-keluar ketika film
berakhir, karena seperti biasa Marvel selalu menyelipkan post credit scene di akhir film. Ada dua post credit, pertama kemunculan
Thanos yang nampaknya akan menjadi musuh The Avengers di sekuelnya nanti,
Kedua, adegan para tim Avangers sedang makan di restoran Shawarma, sejenis
makanan dari Timur Tengah yang kita kenal sebagai 'Kebab'. Kocak abiss.
Tanos, the next villain |
suasana ketika tim Avengers sedang makan di rstoran Shawarma |
by: arc4
Ak blm nonton ndro,,,
BalasHapus- markuncoxz -
buruan nonton bro
Hapuswajib tuh...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus