Jumat, 11 Mei 2012

REVIEW FILM THE AVENGERS



Tanggal 4 Mei 2012, akhirnya Film yang saya tunggu2 tayang juga. The Avengers, kisah tentang sekelompok  superhero Marvel yang terdiri dari Tony Stark a.k.a Iron Man (Robert Downey Jr.), Steve Rogers a.k.a Captain America (Chris Evans), Dr. Bruce Banner a.k.a Hulk (Mark Ruffalo), Dewa Petir, Thor (Chris Hemsworth) dua agen super S.H.I.E.L.D,  Natasha Romanoff  a.k.a  Black Widow (Scarlett Johansson) dan Clint Barton a.k.a Hawkeye (Jeremy Renner) yang dibentuk oleh direktur S.H.I.E.L.D, Nick Fury (Samuel L. Jackson), misi mereka, menghentikan sepak terjang saudara Thor, Loki (Tom Hiddleston).

Saya telah menanti film ini sejak Iron Man tayang 4 tahun yang lalu  ketika Nick Fury mengatakan kepada Tony Stark  dalam  post-credits scene-nya “You think you’re the only one?”. And the story begin. Marvel sangat serius menggarap proyek blockbuster ini dengan membuat satu demi satu superheronya ke layar lebar mulai dari Iron Man (2008), Incredible Hulk (2008), Iron Man 2 (2010), Thor dan Captain America (2011), serta memasukkan petunjuk-petunjuk kecil sebagai benang merah.

Saya adalah penggemar superhero Marvel dan rasanya setiap penggemar superhero Marvel pastilah tahu The Avengers. Dan ini adalah pertaruhan besar Marvel Studios untuk menyatukan para jagoan tersebut ke dalam satu scene tanpa mengecewakan para penggemar mengingat penampilan solo mereka dalam filmnya masing-masing cukup sukses.

Untunglah ada Joss Whedon, sutradara yg juga fanboy ini berhasil meramu cerita yang tidak terlalu rumit tapi tetap penuh tanpa harus tumpang tindih. Setiap karakter mendapatkan porsinya secara berimbang. Tony Stark, si miliarder jenius yang ‘slengean’, Captain America yg tipikal goodboy dan patriotic, Thor dengan kharisma dewa petirnya, Dr Bruce Banner si ilmuwan yang seperti memiliki dua kepribadian. Serta Black Widow dan Hawkeye yang meskipun tidak memiliki film tersendiri tetap mendapat jatah signifikan dengan karakter yang kuat.

Awalnya saya menyayangkan Edward Norton yang tidak lagi memerankan tokoh Bruce Banner, namun setelah menyaksikan filmnya ternyata Mark Ruffalo berhasil memerankan karakter Bruce Banner dengan sangat pas. Sosok ilmuwan yang tampak kalem, agak kikuk namun seperti berusaha meredam emosi sepanjang waktu. Dan berubah menjadi sosok yang begitu menakutkan dan meledak-ledak ketika bertranformasi menjadi raksasa hijau Hulk. Persis seperti karakter Dr Banner dalam The Avengers versi animasi. He is totally freak!

Diawali dengan kubus Tesseract yang tiba-tiba mengeluarkan energi anomaly dan membuka sebuah gerbang dimensi. Muncullah Loki yang mengobrak-abrik markas S.H.I.E.L.D dan berhasil menguasai agen Clint Barton a.k.a Hawkeye dan Dr. Erik Selvig (Stellan Skarsgård). Mengkhawatirkan Loki akan menggunakan Tesseract untuk menguasai bumi, Nick Furry memutuskan untuk membentuk kembali proyek The Avengers yang sempat dibekukan. Maka dimulailah usaha menyatukan orang-orang berkekuatan super ini.

Ternyata, menyatukan beberapa karakter yang memiliki kekuatan dan ego masing-masing bukanlah pekerjaan mudah. Bukannya bekerja sama sebagai team yang ada justru adu otot antar anggota The Avengers. Tapi justru disinilah menariknya, penonton disuguhkan adegan aksi yang sangat seru ketika Iron Man, Thor dan Captain America bertarung di hutan. Atau ketika Hulk mengamuk di dalam Helicarrier dan berusaha dicegah oleh Thor. Bahkan palu Mjionir milik Thor pun tak sanggup menghentikan amukan Hulk. Penonton tentu penasaran siapa yang terkuat di antara para superhero ini.





Puncak cerita ketika Loki berhasil membuka gerbang dimensi di atas kota Manhattan New York dan mendatangkan armada alien Chitauri yang langsung meluluhlantakkan kota. Bumi pun terancam. Menyadari planet Bumi dan manusia dalam bahaya serta dipicu oleh terbunuhnya Agen Phil Coulson (Clark Gregg), para superhero ini pun akhirnya bersatu menyelamatkan Bumi. Avengers assemble.



Overall, Marvel Studios telah berhasil meng-crossover-kan para superheronya ke dalam satu scene dengan sukses. Paduan special effect dan  visual audio yang prima berhasil memikat penonton untuk tetap duduk di kursi hingga film berakhir. Sayang untuk format 3D nya sendiri kurang terasa maksimal karena memang merupakan hasil konversi dan bukan dengan kamera 3D khusus seperti yang digunakan James Cameron dalam Avatar. Dari segi finansial pun terbilang sangat sukses dengan menjadi raja baru dalam perolehan pendapatan pada pekan pertama di tangga film box office. Rekor baru pun kini dicatat The Avengers yang berhasil memperoleh pendapatan sebesar 200,3 juta dollar AS (budget filmnya sendiri sekitar 220 juta dollar AS). Sebelumnya, rekor itu telah dibukukan Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 dengan angka 169,2 juta dollar AS pada Juli 2011.
   
Oya, jangan buru-keluar ketika film berakhir, karena seperti biasa Marvel selalu menyelipkan post credit scene di akhir film. Ada dua post credit, pertama kemunculan Thanos yang nampaknya akan menjadi musuh The Avengers di sekuelnya nanti, Kedua, adegan para tim Avangers sedang makan di restoran Shawarma, sejenis makanan dari Timur Tengah yang kita kenal sebagai 'Kebab'. Kocak abiss.

Tanos, the next villain
suasana ketika tim Avengers sedang makan di rstoran Shawarma






















by: arc4

4 komentar: