Jumat, 06 Januari 2012

Soulmate#2

Jodoh Yang Baik..

Siapa yang tidak mau mendapatkan jodoh yang baik. Tapi jodoh yang ”baik” itu seperti apa sih? Wah ini adalah pertanyaan yang barangkali Einstein aja gak tau. Baik tidaknya seseorang sangat tergantung dari cara pandang masing-masing individu. Setiap orang punya kategorinya sendiri. Saya saja masih bingung kenapa cewek saya dulu bisa suka sama saya. Dia bilang saya baik dan suka buat dia tertawa. Waktu saya katakan Tukul juga baik dan humoris, dia cuman mesem.

Di Alquran telah disebutkan, wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik. Namun tak jarang kita temui hal-hal ganjil seperti si A yang baik kok bisa dapat si B yang ’sablek’. Si X yang alim dapat jodoh si Y yang ’ancur’.

Awalnya saya juga sering bingung dengan realita seperti ini. Namun kemudian saya paham, bahwa yang baik dimata kita (manusia) belum tentu baik di mata Allah. Barangkali mungkin saat ini dia adalah seorang penjudi atau pemabuk, tapi mungkin suatu hari kelak dia akan bertobat dan menjadi pribadi yang baik. Bukankah hal seperti ini sering terjadi. Berapa banyak ustadz yang mengaku bahwa dulunya mereka adalah seorang kriminal atau pengguna narkoba. Sebaliknya, seseorang yang terlihat begitu alim dan baik, bisa jadi seorang psikopat. Who knows?


Kasus Mario Teguh

Beberapa waktu yang lalu sempat heboh soal pernyataan Mario Teguh di twitternya yang menulis, ”Wanita yg pas u/ teman pesta,clubbing,brgadang smp pagi,chitchat yg snob,mrokok,n kdang mabuk - tdk mungkin direncanakn jadi istri”.

Muncul pro dan kontra mengenai pernyataan motivator yang terkenal dengan acara Mario Teguh Golden Ways nya ini. Kebanyakan yang menentang berasal dari kaum feminist yang menganggap pernyataan Mario Teguh itu sangat tidak pantas.

Saya pribadi meskipun bukanlah seorang penggemar merasa pernyataan Mario Teguh tersebut tidaklah salah. Meskipun tidak seratus persen benar. Beliau hanya menyatakan pendapat dari sudut pandang seorang pria yang menginginkan pasangan yang ideal dan sesuai dengan norma dan budaya Timur.

Masalahnya hidup tidaklah seideal itu. Tak melulu hitam dan putih, namun selalu ada area abu-abu. Wanita dengan sifat seperti yang dikatakan beliau dalam twitternya bisa jadi tidak mungkin direncanakan jadi istri, tapi bukan berarti tidak bisa. Perlu kita garis bawahi, hal yang demikian tidak hanya berlaku bagi wanita, tapi juga pria.

Kalo kita tanyakan pada setiap orang tentang pasangan yang ideal tentu jawabannya akan berbeda-beda. Karena setiap orang memiliki pandangannya masing-masing. Orang yang tidak merokok biasanya tidak suka bila pasangannya merokok. Sebaliknya, seorang perokok bisa mentolerir bila pasangannya pun perokok. Banyak pribadi yang senang bila menemukan pasangan hidup yang memiliki hobi yang sama (terlepas dari positif atau negatif hobi tersebut).

Saya bukanlah perokok dan terus terang tidak suka bila cewek merokok. Teman saya yang perokok tidak mempermasalahkan apabila pasangannya merokok atau tidak selama dia tidak dilarang untuk merokok. Lucunya ada teman saya yang mengatakan bahwa ceweknya menyuruh dia untuk merokok (padahal dia dan ceweknya bukan perokok) karena ceweknya menganggap cowok yang merokok itu terlihat lebih jantan. Cewek memang aneh…..

Budaya juga menjadi salah satu faktor penting dalam hal cara pandang. Kalo kita melihat kehidupan budaya barat, apa yang disebutkan oleh Mario Teguh tersebut mungkin bukanlah hal yang aneh, dimana alkohol, rokok dan pesta adalah hal yang biasa. Selain itu tidak sedikit pula yang justru menemukan jodoh dalam sebuah pesta atau saat sedang clubbing (saya baca di surat kabar atau majalah). Bahkan mereka kemudian mengembangkan hobi pesta mereka itu menjadi sebuah bisnis EO. Mereka yang bekerja di bidang fashion juga sering kali harus begadang sampai pagi, menghadiri pesta-pesta atau jamuan (yang tentunya banyak terdapat minuman beralkohol), dan ngobrol sepanjang malam.

Tentang kebiasaan baik dan buruk ini ada suatu pertanyaan menggelitik yang saya dapat dari sebuah kuis dunia maya. Ada dua pemimpin besar dunia yang sama-sama hebat dan memiliki kharisma. Dengan kata-katanya mereka mampu membangkitkan semangat dan menggerakkan ribuan massa pendukungnya. Yang satu adalah seorang perokok berat dan peminum, sedangkan yang satu lagi tidak suka merokok, bukan peminum, dan setia pada satu wanita. Manakah yang anda pilih? Dari kebiasaannya, samestinya pemimpin yang baik adalah yang kedua. Namun tahukah anda, bila anda memilih yang pertama berarti anda telah memilih Perdana Menteri Inggris, Winston Churcill. Dan bila anda memilih pemimpin yang kedua berarti anda memilih pemimpin NAZI Adolf Hittler. Ini merupakan fakta sejarah.



Bertanya Pada Diri Sendiri

Menikah, berkeluarga, dan kemudian menjadi orang tua merupakan tanggungjawab yang tidak mudah. Apa yang dikatakan Mario Teguh tidaklah salah, seperti yang dikatakan oleh KH Amidhan pada detik.com, "Itu nasihat biasa saja. Agama menyerukan kepada lelaki yang baik, selayaknya memilih yang baik juga akhlaknya, dan begitu sebaliknya. Kalaupun ada wanita atau laki-laki seperti itu, mabuk-mabukan dan sebagainya, kalau bisa dibina dan diperbaiki,"
Meskipun tidak sedikit yang kontra dengan pernyataan Mario Teguh tersebut dengan berbagai alasan. Coba kita tanyakan pada diri sendiri, masih pantas dan layakkah apabila kita sebagai orang tua yang menjadi panutan bagi anak-anak kita masih mempertahankan sifat-sifat yang demikian. Dan bukankah kita ini orang Timur yang tentunya memiliki norma dan budaya yang harus kita hormati.

=arca=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar