Rabu, 11 Januari 2012

duapuluhdelapan

Hari ini duapuluhdelapan tahun yang lalu
Kehidupan datang menyapa
Mengajakku bercengkrama
Tentang cinta,
Tentang kepedihan,
Tentang dogma-dogma keduniawian

Selama duapuluhdelapan tahun
Kehidupan dengan sabar menceritakan
Rahasia-rahasianya padaku
Terkadang berbisik dengan lembut
Terkadang menghentak
“Biar kau terbangun” katanya

Dengan sabar kehidupan menjawab
Pertanyaan-pertanyaanku
Menunjukkan apa yang mesti aku lihat
Mengajarkan apa yang mesti aku pelajari

Kadang aku tak suka caranya
Penuh liku dan misteri
“Kau pikir kenapa Tuhan menciptakan rasa manis
di ujung lidah dan pahit di pangkalnya?”
Tanyanya suatu ketika….

Ah, mana aku tahu!

Aku bukan murid yang pandai
Bukan pula murid yang sabar

Hari ini, seperti duapuluhdelapan tahun yang lalu
Kehidupan masih mengajakku bercengkrama
Menunjukkan apa yang mesti aku lihat
Mengajarkan apa yang mesti aku pelajari

Sampai kapan?
Kehidupan hanya tersenyum, lalu berkata
“Kau akan tahu pada waktunya nanti.”

=arca=

Tempora mutantur et nos mutamur in illis.
Waktu berubah dan kita pun berubah seiring dengannya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar