Jumat, 06 Januari 2012

Soulmate#1

Bicara soal soulmate atau jodoh memang gampang-gampang susah. Seperti berjalan di sebuah labirin yang penuh liku dan tikungan menjebak. Kadang kita sudah yakin menemukan jalan yang benar, ee…. malah makin tersesat. Bahkan kerap kali kita harus kembali ke awal tanpa pernah tahu akhirnya.


Unpredictable

Berapa banyak dari kita yang pernah merasa yakin telah menemukan seseorang yang tepat, the right person of our life, seperti ada sebuah getaran dalam dada yang mengatakan bahwa “dialah jodohku”. Kuch kuch hota hai kata orang India (bukan berarti sya penggemar film India loh). Sebuah isyarat yang kadang mendorong kita untuk berbuat hal-hal bodoh dan nekat.

Jodoh tak dapat diduga. Itu yang saya pelajari dari hidup. Coba kita pikirkan kembali berapa banyak orang-orang yang kita kenal dalam hidup kita selama ini. Sahabat kita, teman-teman kita, mantan-mantan kita. Mereka semua tak datang berduyun-duyun sekaligus dalam hidup kita bukan. Tak pula pergi sekaligus. Seperti sebuah pasar malam kata Pramoedya. Satu demi satu hadir dalam hidup kita dan satu demi satu akan pergi dari hidup kita. Kapan dan bagaimana kita bertemu dengan mereka? Kita tak pernah menduganya. Semua mengalir begitu saja.

Bisa jadi jodoh kita itu seseorang yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Seseorang yang sama sekali tidak kita kenal. Dari daerah atau tempat yang belum pernah kita kunjungi. Dari luar kota, pulau, provinsi atau bahkan dari luar Republik ini. Atau mungkin jodoh kita adalah seseorang yang justru berada di dekat kita selama ini. Teman kita, sahabat kita, salah satu kerabat kita. Seseorang yang seringkali kita ajak ngobrol. Seseorang yang duduk di sebelah kita, di sekolah, di kampus, di kantor. Atau malah seseorang yang selama ini kita anggap angin lalu dan tidak masuk dalam daftar cowok/cewek idaman kita. Anything is possible, is’n it?

Karena hidup ini adalah sebuah perjalanan. Kita tidak pernah tahu kemana kaki ini akan melangkah. Dan kitapun tidak bisa menduga dimana akan menemukan jodoh kita.


Takkan Lari Jodoh Dikejar

Semua tahu pepatah ini, kalau sudah jodoh memang takkan kemana. Sebaliknya, kalau belum jodoh, mau jungkir balik pun gak bakalan dapat. Saya masih ingat salah satu film komedy romantis yang dibintangi Billy Cristal dan Meg Ryan, judulnya When Harry Meet Sally. Tentang dua manusia yang dipertemukan oleh kebetulan-kebetulan dalam hidup (atau memang takdir?). Tak pernah kenal sebelumnya dan tak penah terpikir akan bertemu lagi. Tapi selalu saja ada kejadian yang mempertemukan mereka kembali di tempat dan waktu yang berbeda (tiap tahun mereka selalu bertemu lagi dalam situasi dan kondisi yang berbeda). Singkat kata akhirnya mereka pun menikah. Ada juga There’s Something About Mary atau Dil To Pagal Hai (sekali lagi, ini bukan berarti saya penggemar film India ya. Cuman kebetulan nonton :D). Intinya kemanapun kita melangkah akhirnya ya kesitu juga.

Saya yang besar di Papua, kuliah di Jogja dan sempat bekerja di Aceh sudah sering bertemu dengan berbagai tipe orang dengan latar belakang berbeda. Dulu sewaktu kuliah di Jogja punya seorang teman yang sangat getol kalo ngejar cewek. Pokoknya harus dapat, itu prinsipnya. Dan saya tahu dia seorang yang pantang menyerah. Lucu dan menarik melihat sepak terjangnya dalam mengejar cewek, dan entah sudah berapa kali dia ditolak cewek. Yang saya tahu semasa kuliah itu dia tidak pernah berhasil. Tekor malah. Saya masih ingat ketika dia sempat frustasi dan putus asa untuk menemukan belahan hatinya.

Beberapa bulan yang lalu saya bertemu lagi dengan teman saya ini. Dia cerita bahwa saat itu dia sudah punya pacar (amiiinn...). Masalahnya, tuh cewek ternyata udah dijodohin alias tunangan.....(halah). Lantas temen saya ini nanyain pendapat saya. Apakah dia harus maju terus atau mundur. Ya saya jawab apakah dia sungguh-sungguh menyayangi tuh cewek? ”Ya”, jawabnya. Kalo begitu tanyakan pada cewekmu siapa yang sebenarnya dia pilih. Kamu atau tunangannya itu. Kalau kamu memang mencintainya dan menurutmu dia layak diperjuangkan, maka perjuangkanlah. Tapi ingat harus dengan jalan yang benar.” kata saya waktu itu.

Entah bagaimana cara teman saya itu, yang jelas saat ini mereka telah menikah dan dengan restu dari keluarga dan orangtua kedua belah pihak tentunya. Padahal waktu itu saya cuman asal ngomong, he….(",). O ya, teman saya ini sekarang bekerja di Papua dan menemukan jodohnya di sana. Siapa sangka jodohnya ada di Papua. Bahkan kebayang bakal ke Papua pun mungkin dia gak pernah.

Ada juga kisah dari bumi Nanggroe. Sewaktu bekerja di Aceh, ada banyak teman kantor saya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ternyata sebagian besar dari kami memiliki latar belakang yang sama, generasi patah hati (wekekeke....). Ada yang ditentang oleh keluarga, ada yang ditolak mentah-mentah, ada yang dipermainkan, bahkan ada yang ditinggal nikah ceweknya di kampung (mesa’ke tenan je). Rupanya salah satu alasan mereka mau ditugaskan ke Aceh adalah untuk melupakan rasa sakitnya, meskipun pelor dan granat menghadang (hiperbolis). Tapi itu dulu, sekarang mereka telah menikah (except me, hik...). Ada yang menemukan jodohnya di tempat kerja, ada yang jodohnya tetangga sebelah kontrakan, bahkan ada yang menemukan jodohnya di sebuah rental VCD. Siapa sangka mereka akan menemukan jodohnya nun jauh di bumi nanggroe. Dulu,sebelum ke Aceh mereka semua merasa telah menemukan belahan hatinya. Keukeuh, dan berusaha mempertahankannya. Namun rupanya Tuhan punya cerita sendiri.

Selain itu ada juga kisah teman saya yang baru saja menikah. Kaget plus senang waktu dapat undangan pernikahan mereka. Padahal kami bertiga adalah teman sekelas. Yang cowok teman saya sejak SD dan yg cewek teman sejak SMP. Kami sekelas waktu kelas tiga SMU. Siapa sangka mereka akan berjodoh, padahal saat itu meja mereka bersebelahan. Yang cewek dah punya pacar dan yg cowok sering curhat ke saya soal adik kelas yang sedang ditaksirnya. Waktu saya tanyakan kapan dan bagaimana mereka jadian, temen saya yg cewek menjawab bahwa sebenarnya dia juga heran tapi sekaligus mensyukuri telah mendapatkan jodoh yang baik. Sementara yg cowok malah berujar "Ah, kau saja yg tak peka rif." Hahaha...  Ya mungkin itu yang dinamakan jodoh, udah muter kemana-mana, ee.. ternyata jodohnya ada di sebelah.

Memang takkan lari jodoh dikejar, tapi bukan berarti tanpa usaha juga. Maksudnya ngapain lari ampe keringatan dan dengkul mlocot. Lha wong udah ada teknologi kok. Kalo gak berani nyatain langsung, bisa lewat telepon. Gak berani bicara ya lewat sms. Gak ada pulsa ya beli dulu, atau minjem pulsa teman. Gak punya HP? Ya udah cara tradisional aja, pake surat (tapi gak perlu ditempelin materai ya). Usahanya juga yang wajar2 aja, gak usah nyusahin diri sendiri apalagi orang lain. Gak perlu bela-belain beliin Blackbery di hari ultahnya sementara kamu sendiri tiap hari makan nasi kucing.

Bukankah jodoh sudah ditetapkan. Yang kita perlukan cuman trial and error. Kita tidak pernah tahu kemana kaki kita akan melangkah. Kita tidak pernah tahu dimana akan menemukan jodoh kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar